Jumat, 28 November 2014

Something Wonderful by Judith McNaught

Judul           : Something Wonderful
Sub judul     : Sesuatu yang Indah
Penulis         : Judith McNaught
Penerjemah  : Ratih Susanti
Penerbit       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun          : 2011
Hal              : 664
Genre          : Historical Romance
 ISBN         : 978-979-22--6691-7
Status          : Punya




Sinopsis:

Semenjak menyelamatkan nyawa Jordan Townsende, Duke of Hawthorne, dari serangan penyamun, kehidupan Alexandara berubah 180 derajat. Tiba-tiba dia dihadapkan pada kenyataan dirinya menikah dengan jordan, bangsawan paling ternama di seantero Inggris, dan menjadi duchess. Namun takdir seakan belum puas mempermainkan dirinya karena empat hari setelah pernikahannya, jordan tiba-tiba menghilang dan diperkirakan tewas.

Dalam usia yang masih belia dan hati dibutakan oleh cinta kepada mendiang suaminya. Alexandra mencicipi season di London. Saat itulah ia tahu Jordan yang ia puja ternyata tidak semulian yang ia bayangkan. Cintanya pun berubah menjadi kebencian.

Tanpa disangka-sangka Jordan pulang! Ia terkejut mendapati isrinya yang lugu telah menjadi wanita cantik pujaan para pria. Dan ia harus berusaha keras merebut hati Alexandra yang sekarang sudah mengetahui reputasinya di masa lalu.

Meski cinta mereka kembali diuji oleh pengkhianatan dan rasa curiga. Alexandra selalu percaya suatu saat nanti sesuatu yang indah akan menghampiri dirinya.

Review:

Alexandra, tinggal di Morsham suatu tempat yang terpencil. Semenjak kecil ia diajar dan dididik oleh kakeknya yang mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang filsafat. Ayahnya masih mempunyai hubungan keluarga dengan seorang bangsawan, ia tinggal di London dan mengunjungi Alexandra dan ibunya di Morsham, dua atau tiga kali dalam setahun. Pada usia empat belas, ayahnya meninggal. Tak lama sepeninggalnya datanglah wanita bangsawan dan putrinya yang mengaku istri ayahnya. Hati Alexandra dan ibunya hancur mengetahui hal itu. Di usia yang belia Alexandra mengambil alih tanggung jawab urusan rumah tangga ibunya yang patah semangat hidupnya.

Hingga suatu hari, Alexandra menyelamatkan seorang bangsawan yang hendak dirampok. Bukan itu saja, ia bahkan berhasil menembak mati seorang penyamun. Mengetahui ia telah menembak mati sang penyamun, Alexandra pingsan.Lalu Jordan, sang bangsawan tersebut membawa Alexandra ke penginapan dengan maksud untuk dipanggilkan dokter.

Jordan sama sekali tidak mempertimbangkan reputasi penolongnya di hadapan orang-orang akibat perbuatannya. Hingga beberapa hari kemudian, ibu Alexandra yang berang,mengetahui reputasi anaknya telah tercemar menuntut Jordan agar menikahi Alexandra. Menyadari konsekuensi yang mesti ditanggung Alexandra di masa depannya akhirnya Jordan bersedia menikahinya. Ia tak menyangka memiliki mempelai yang masih teramat muda lagi lugu.

Sikap Jordan yang lembut, dan perhatian membuat Alexandra makin jatuh hati. Walaupun cerdas dan hafal Quotation-nya kaum filsuf, Alexandra tetaplah seorang gadis lugu yang tidak mengerti kenapa Jordan ingin tidur dengannya dan tidak tahu bagaimana orang membuat bayi. Tentu saja Jordan yang dikenal masyarakat London sebagai playboy dibuat tertegun-tegun.

Tapi empat hari kemudian, Jordan menghilang. Selama setahun, Alexandra begitu terpuruk semangatnya, satu-satunya semangatnya adalah berusaha menjadi istri yang pantas dibanggakan oleh suaminya apabila ia masih hidup. Ia belajar etiket pergaulan masyarakat London. Hingga kemudian ia mulai mencicipi season di London. Rupanya sikap memujanya pada mendiang suaminya menjadi bahan tertawaan mereka. Sehingga sang dowager duchess, bibi Jordan, menjadi khawatir Alexandra akan makin dikucilkan. Ia ingin Alexandra menikah lagi karena usianya yang masih sangat belia, delapan belas tahun. Lalu sepupu Jordan, Anthony terpaksa memberitahukan semua perilaku Jordan di masa lalu sekaligus niat Jordan untuk mengirim Alexandra ke Devon.

Hati Alexandra hancur mendengar kebenaran itu. Hingga kemudian bertekad untuk menyamakan kedudukannya dengan almarhum suaminya dalam hal berburu lawan jenis. Selama beberapa bulan kemudian ia membiarkan kaum pria bangsawan Inggris berbondong-bondong mengejarnya. Sang dowager yang mencium niat Alexandra akhirnya mendesak Anthony, yang telah mewarisi gelar duke menggantikan Jordan, untuk menikahi Alexandra. Disaat mereka hendak mengucapkan janji pernikahan, tiba-tiba saja Jordan muncul.

Rupanya Jordan saat berada di pelabuhan, dipukul dua orang pemabuk, lalu dijual ke press gang yaitu kelompok yang memaksa orang untuk masuk angkatan bersenjata, lalu dikirimkan ke kapal perang kerajaan yang kemudian bertempur di tengah laut dengan kapal perang Perancis. Kapal itu mengalami kekalahan dan tenggelama dan kapal perancis berhasil menciduk tiga orang yang salah satunya adalah Jordan untuk dijadikan tawanan.

Jordan yang seolah bangkit dari kematiannya, luar biasa murka mengetahui Alexandra, wanita yang dalam masa penawanannya oleh kapal Perancis selalu berusaha dikenangnya untuk membantunya bertahan tetap hidup, "mengkhianati"nya dengan menikah dengan sepupunya.

Kalau menurutku sih, Alexandra enggak salah dong. Dia kan tahunya Jordan udah mati. Mestinya Jordan yang malu karena sudah mempermalukan Alexandra dengan mengatakan pada wanita simpanannya, dulu sebelum dia hilang, kalau dia terpaksa menikahi Alexandra dan berniat mengirimnya ke Devon. Udah gitu wajar juga kan kalau Alexandra marah, Jordan hampir memperlakukannya seperti ayahnya dulu pada ibunya? Udah gitu, curiganya Jordan itu tingkat dewa. Udah nyadar sendiri kalau Alexandra itu masih seperti yang dikenalnya dulu cuma ketambahan jadi suka memberontak aja, eh masih aja dicurigai, dibentak-bentak kayak gitu. Kalo aku yang jadi Alexandra udah tak cuekin aja, pura-pura nggak denger.

Tapi aku juga gak bisa sebel-sebel banget sama Jordan, karena walaupun dia galak dan sok otoriter begitu ia sebenarnya terpesona banget sama istrinya itu.

JM menciptakan alur yang naik turun sehingga pembaca dibawa ke suasana senang, gembira, geli, ikut merasakan keresahan, kesedihan dan amarah dari tokoh-tokoh utamanya. Cuma yang bikin ngambang kenapa akhirnya cuma kayak gitu tok?!

Penggambaran tentang kondisi dan suasana masyarakat kalangan bangsawan juga terasa sekali di sini. Dimana kaum bangsawan London gemar mengadakan pesta, dansa, dan taruhan. Sesuatu yang mengherankan bagaimana mereka begitu mengagungkan kalangan mereka sementara perilaku kebanyakan bangsawan sungguh bejat dan tak bermoral, perselingkuhan, perzinahan dll. Semuanya dianggap wajar. Tapi anehnya hal itu hanya berlaku untuk kalangan yang sudah menikah saja. Sementara yang masih gadis, ketahuan sedang berduaan saja dengan seorang pria tanpa pendamping, bisa dikatakan telah membuat skandal yang memalukan. Hmmmhh apakah itu terjadi di novel saja atau memang seperti itu gambaran masyarakat London waktu itu silakan di tanyakan ke mbah gugel, hehehe

Well, lanjut ke cover. Covernya yang menggambarkan pedesaan di Inggris emang pas banget dan aku suka. Dalam ceritanya kan digambarkan kalo Alexandra berasal dari desa yang terpencil. Atau bisa juga itu suasana di rumah pedesaan Duke of Hawthorne. Jadi ngebayangin pas Alex dan Jordan sedang jalan-jalan di bebukitan. Adegan uhuk-uhuk antara Alex dan Jordan juga lumayan banyak disini cuma entah kenapa cuma bisa kipas-kipas aja nggak sampai kebakaran, mungkin karena JM nggak terlalu detil menggambarkannya kali ya? Tapi cara JM menggambarkannya cukup menyentuh dan lumayan menghibur karena disini kan Alex digambarkan sebagai gadis lugu, bahkan setelah melewati season yang menghebohkan. Karena endingnya kurang memuaskan harapan saya,terpaksa nilainya tak kurangin setengah jadi 3,5 dari skala 1-5.



1 komentar:

  1. Terimakasih sangat membantu untuk mengerjakan tugas by Naufal universitas gajah mada

    BalasHapus