Rabu, 20 Mei 2015

Midnight Pleasures with A Scoundrel

Judul                                  : Midnight Pleasures with A Scoundrel
Sub judul                           : Jerat Gairah
Penulis                               : Lorraine Heath
Penerjemah                        : Rahma Wulandari
Penyunting                         : Sylfentri
Penerbit                              : Dastan books
ISBN                                  : 978-602-9267-58-7
Seri                                     : Scoundrels of St. James
Genre                                  : Historical Romance
Setting                                : Inggris, London, Victorian era
Status buku                         : Punya
Tipe buku                            : Cetak

Sinopsis:
Eleanor Watkins pergi ke London untuk membalas dendam atas kematian kakaknya, yang hidupnya dihancurkan oleh Lord Rockberry. Eleanor berencana untuk membuntuti sang lord sampai ia memiliki kesempatan untuk menusuk laki-laki itu. Namun, ia tidak pernah membayangkan kalau ia akan terpikat dengan James, yang diam-diam juga membuntutinya atas permintaan Lord Rockberry.

James Swindler bekerja keras selama hidupnya untuk menegakkan keadilan demi menebus masa lalunya yang kelam. Ketika atasannya memintanya untuk mengawasi seorang wanita misterius yang dicurigai memiliki niat jahat, James bertekad untuk menggunakan seluruh keahliannya guna merayu wanita itu supaya mengungkapkan rencananya. Namun, James tidak menduga kalau dirinyalah yang terpesona oleh kecantikan dan kepolosan Eleanor. Di lain pihak, Eleanor yang sudah menduga kalau James merupakan utusan Lord Rockberry diam-diam berencana untuk memikat pria tampan itu supaya bisa memuluskan rencananya.

Apakah akhirnya Eleanor berhasil membalaskan dendam kakaknya? Bagaimanakah reaksi James setelah mengetahui niat jahat Eleanor? Dan akankah cinta mereka bersatu di tengah-tengah intrik balas dendam dan kecurigaan yang menyelubungi hubungan mereka?


Review:
Baru kali ini baca novel hisrom yang penuh kejutan dan enggak diada-adakan. Elisabeth, kakak  kembar Eleanor mati bunuh diri. Eleanor mendapati buku diarinya dengan curahan hati yang memilukan, sebuah aib yang tak kuat ditanggung kakaknya.  Dia lalu pergi ke London untuk menuntut balas. Ia berencana untuk membuat Rockberry membayar akibat perbuatannya. Menyadari dirinya dalam bahaya Rockberry menyewa jasa Scotland Yard untuk melindunginya. 

James Swindler walaupun tidak suka pada Rockberry bertekad menjauhkan Eleanor dari menguntit lord arogan tersebut. Ia mengajak gadis itu berkeliling kota London, berjalan-jalan di taman, naik balon udara dll. James meminta sahabatnya untuk mengundang dan membantu Eleanor tampil di pesta dansa tersebut. Rupanya kebersamaan mereka menumbuhkan perasaan yang mendalam hingga timbul percikan-percikan gairah (halaahh) dan memercik di ranjang James, hmmmhh yupss udah ketebak kan maksudku apa? hehehe..

Setelah semalaman dihabiskan bersama Eleanor, James terkejut ketika mendapat kabar dari atasannya kalau Rockberry mati terbunuh, dan Eleanor telah ditangkap. James tentu saja menolak, Eleanor punya alibi. Hanya saja James kesulitan mengungkapkannya karena jelas akan merusak reputasi wanita yang dicintainya itu. Teka-teki itu makin rumit karena adik Rockberry mengatakan kalau kakaknya sebelumnya sedang bersama wanita yang wajahnya mirip dengan Eleanor. Sebelum James bisa membuktikan kalau Eleanor tidak bersalah, gadis itu malah kabur.

Kalo dipikir-pikir LH ini seneng banget mengangkat tema anak kembar ya? Dalam kenyataan biasanya anak kembar itu kompak dan mempunyai ikatan batin yang kuat terutama yang kembar identik. Tapi kalau menilik dari novel LH sebelumnya yang berjudul 'A Matter of Temptation' ikatan batin itu nyaris tidak ada atau hanya dimiliki oleh salah satunya saja, yaitu Robert. Kalau di novel dengan judul ini. Anak-anak kembar ini mempunyai karakter yang beda tapi mempunyai ikatan batin yang kuat.
Karakter Tokoh

James: Dia mempunyai masa kecil yang menyedihkan. James kecil mencuri sebuah arloji, dan karena takut ketahuan dia memasukkan arloji itu ke saku ayahnya. Akibatnya sangat fatal, ayahnya dituduh mencuri, dan hukuman bagi para orang jalanan adalah hukuman gantung. Nyesek banget waktu baca bagaimana, James yang berumur 8 tahun mesti menyaksikan ayahnya di bawa ke area publik, dan sebelum kepala ayahnya ditutup dengan kain hitam, laki-laki itu sempat mengedipkan sebelah matanya pada anaknya seolah mereka sedang melakukan permainan. Ayah yang luar biasa!! Akibat peristiwa itu, James terpacu untuk selalu berbuat adil, ia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Hal itulah yang membawanya menjadi seorang penegak hukum.

Eleanor (atau begitulah awalnya): Diantara anak-anak ayahnya ia adalah anak yang penuh pertimbangan. Ia sangat ingin mencari calon suami dan menikah, punya anak dan menjadi seorang istri. Karenanya ia kecewa sekali ketika kakaknya pulang ke rumah dengan tangan hampa. Ia menyesal pernah membentak Elisabeth di akhir hayatnya.

Secara keseluruhan LH terus menerus memberikan kejutan yang cukup lumayan karena however ini kan novel Hisrom, jadi ya kejutannya ringan dan gak berat di pikiran hehehe. Buat yang nyari adegan di atas pulau kapuk, LH lumayan lah menjabarkannya, selalu penuh kelembutan.


#1 In Bed with the Devil
#2 Between the Devil and the Desire
#3 Surrender to the Devil
#5 The Last Wicked Scoundrel

Selasa, 05 Mei 2015

Love in the Afternoon

Judul                   : Love in the Afternoon
Sub Judul            : Cinta di Siang Hari
Seri                     : Hathaway series #5
Penulis                : Lisa Kleypas
Penerjemah         : Anggraini Novitasari
Desain Sampul    : Marcel A.W
Penerbit              : Gramedia
ISBN                   : 978-979-22-6674-0

Genre                  : Historical Romance
Setting                 : United Kingdom, Hampshire, London
Status buku          : Punya

Sinopsis:

Beatrix, si bungsu Hathaway yang pencinta binatang dan alam, selalu lebih nyaman berada di alam terbuka daripada di dalam ruang dansa. Meskipun telah mengikuti serangkaian season di London, Beatrix yang kecantikannya klasik dan berjiwa bebas belum pernah jatuh cinta ataupun didekati pria...

Kapten Christopher Phelan, prajurit yang sangat pemberani, berencana akan menikahi teman Beatrix, Prudence Mercer, sekembalinya dari pertempuran. Namun, dalam surat-suratnya kepada Prudence, ia mengatakan kehidupan di medan peperangan telah mengubahnya menjadi orang yang sangat berbeda. Prudence tidak suka menulis surat, dan kecewa membaca surat-surat pria itu. Beatrix membantu Prudence menuliskan surat-surat jawaban. Surat-menyurat itu segera berkembang menjadi kedekatan jiwa yang dalam... Christopher bertekad menemui wanita yang dicintainya itu. Tindakan Beatrix yang semula hanyalah berpura-pura berubah menjadi siksaan cinta yang tak sampai...


Review: 
Beatrix tidak menyukai Christopher Phelan karena komentar laki-laki itu bahwa Beatrix lebih baik berada di kandang. Tapi ketika surat laki-laki itu tidak dipedulikan oleh temannya, Beatrix merasakan dorongan untuk membalasnya, memberikan hiburan pada Christopher yang kesepian di tengah kecamuk pertempuran. Hingga kemudian, Beatrix jatuh cinta pada Christopher. Sadar cintanya hanya bertepuk sebelah tangan, Beatrix memutuskan berhenti membalas surat laki-laki itu. 

Yaaah...sebenarnya memang keterlaluan kalo ada yang bilang kita lebih pantas berada di kandang daripada di manapun. Kemungkinan kalo ada yang bilang begitu ke aku, mungkin aku akan menonjok mukanya sampai bonyok. Sadis!!! hehehe... Paling suka dengan bagian surat menyurat itu, kesannya romantis banget.

Kemudian perang usai, Christopher pulang sebagai pahlawan, sekaligus membawa duka dan trauma mendalam akibat perang bersama teman setianya, Albert, seekor anjing. Beatrix berharap laki-laki itu tidak mengenalinya sebagai teman korespondensinya. 

Christopher terlalu sibuk mencari kesamaan seorang Prudence dengan seseorang pada surat-suratnya. Ketika didapatinya tidak ada kesamaan antara keduanya, ia mulai curiga. Kecurigaannya makin mengarah pada Beatrix. Ketika pada suatu kesempatan Beatrix keceplosan omong, Christopher menuntut penjelasan padanya. Beatrix yakin Christopher akan membunuhnya, tapi laki-laki itu malah mengaku kalau dia telah jatuh cinta padanya hanya dengan membaca balasan surat-suratnya. Sooo sweeeeet

 Paling suka dengan komentar Christopher pada Audrey, kakak iparnya, mengenai para pria yang mendekati Beatrix hanya untuk mengaguminya saja.

"Aku akan sangat terhibur dengan melempar pria itu ke jendela."

Benar-benar pria sejati yang tidak akan membiarkan wanitanya didekati sembarang pria. Bener deh! Kenapa? Karena aku juga suka priaku hanya untuk diriku sendiri, tentu saja untuk urusan hati.

Salut deh untuk Lisa Kleypas yang berhasil menciptakan tokoh-tokoh menawan untuk seri Hathaway ini. Tapi ada yang tidak kusuka dari karakter Beatrix ini, ihhh kok kayak kegatelan banget sih minta digituin sama si Christopher. Terlalu agresif untuk ukuran gadis polos. dan ada kejadian yang lumayan bikin ngakak pas kedua tokoh kita sedang ada di kamar Christopher. Pria itu kesal banget waktu diganggu sama Beatrix dan mengancam akan me.....(yaah bisa ditebak kan?! hehehe) nya. Beatrix sontak tengkurap dan menunggu, sementara pria itu kebingungan dengan perbuatan Beatrix. Lalu dengan yakin gadis itu mengatakan bahwa bajing melakukannya seperti itu. Hahaha...

Dan pada bagian akhir Lisa Kleypas cukup mulus menambahkan konflik untuk mencapai penyelesaian yang membahagiakan dimana Christopher berhasil mengatasi trauma perangnya.

Ada beberapa typo di sana-sini, misalnya: 

mengundurkan diri angkatan darat...mestinya mengundurkan diri dari angkatan darat (160)
merah manyala...mestinya merah menyala (163)
Christopher melucutinya pakaian... mestinya Christopher melucuti pakaian... (418)

Love in the Afternoon menjadi seri pamungkas untuk Hathaway series yang terdiri dari:

Seri Hathaway:
#1 Mine Till Midnight/Janji di Tengah Malam
#2 Seduce Me At Sunrise/Rayuan di Pagi Hari
#3 Tempt Me at Twilight/Godaan di Senja Hari
#4 Married by Morning/Pernikahan Menjelang Pagi 


Untuk Beatrix dan Christopher aku kasih empat bintang.


Sabtu, 25 April 2015

His Lady Mistress

Judul                     : His Lady Mistress
Penulis                  : Elizabeth Rolls

Tipe buku              : e-book
Halaman                : 299
Terbit                     : 2004
Penerbit                 : Harlequin
Setting                   : United Kingdom
Genre                     : Historical Romance




 Review:
Ibarat lepas dari mulut buaya, lalu masuk ke mulut harimau. Itulah yang dialami sang heroin dalam judul ini. Verity Scott, seorang yatim piatu, putri dari seorang komandan yang bunuh diri setelah istri dan adik Verity meninggal. Seluruh harta peninggalan ayahnya disita kerajaan akibat aksi bunuh dirinya tersebut. Malam ketika jasad ayahnya dikuburkan di pemakaman tak bernama, Verity mengikuti secara diam-diam dan berniat menanam bunga bluebell di atas makam ayahnya sebagai pertanda. Perbuatannya diketahui oleh mantan bawahan ayahnya, Max, yang kemudian menolongnya, mengantarnya kembali ke penginapan, mengurusnya dan memberinya makanan. Kelembutan dan perhatian Max, membuat Verity jatuh cinta.

Lima tahun kemudian, Max, yang telah menjadi earl, mengunjungi keluarga Faringdon atas undangan mereka. Ia berniat mencari tahu bagaimana nasib gadis kecil yang dulu ditolongnya. Sayangnya, menurut pengakuan mereka yang notabene adalah wali dari Verity, gadis itu telah meninggal akibat bunuh diri. Merasa gagal menyelamatkan gadis malang itu, pandangan Max jatuh pada Selina Dering, seorang gadis pelayan yang nampaknya hendak diperkosa oleh sepupu Verity. Ia berniat menolong gadis itu untuk mengkompensasikan rasa bersalahnya pada Verity. Max membuat dua pilihan, pertama, ia akan menjadikan Selina sebagai wanita simpanannya dan kemudian bila hubungan tersebut dirasa cukup, ia akan memberikan tunjangan seumur hdup pada Selina. Kedua, ia akan menemui bibinya, Lady Arnsworth, dan mendesaknya untuk mengambil Selina sebagai pendampingnya. Mestinya begitu, tapi Max hanya mengajukan pilihan yang pertama pada Selina, yang langsung ditolak oleh Selina. Dua kali.

Menyadari dirinya mungkin tidak akan selamat kali berikutnya dari gangguan sepupunya, Verity akhirnya menerima tawaran Max. Ia berpikiran, asalkan Max tidak mengetahui identitasnya yang sebenarnya, dia akan selamat dari kemarahan laki-laki itu. Malangnya di hari kepergian mereka, pelayan pribadi Max, mendapat kabar kalau Verity Scott masih hidup dan kini diganti identitasnya menjadi Selina oleh pamannya. Max marah pada Verity, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain memberikan penghormatannya pada mantan komandannya dengan menikahi putrinya. Ia berhutang budi pada komandannya yang telah menyelamatkan nyawanya hingga mengorbankan sebelah tanganny hingga mesti diamputasi.

Tidak ada yang diinginkan Verity selain menjadi istri Max, bertahun-tahun ia memimpikan Max. Tapi tidak dengan kemarahan Max, tidak dengan tuduhan dirinya menjebaknya dalam perangkap pernikahan. Pernikahan tetap berlangsung, dan setelahnya Max mencampakkannya dalam kesepian dan kesendirian, walaupun mereka tinggal satu atap bersama, seorang adik kembar Max, Richard. Segala upaya dilakukan Verity untuk memenangkan hati dan perhatian Max. Laki-laki itu tidak bergeming, walau masih memperlakukan Verity dengan baik.

Akhirnya Verity memutuskan untuk membuat skandal sebanyak mungkin agar Max menceraikannya. Menyadari apa yang sedang diniatkan oleh Verity, Max pun turun tangan mencegah terjadinya skandal lebh lanjut.

Walau ceritanya menyedihkan, aku suka sekali novel yang ini. Mungkin karena ini adalah novel hisrom pertamaku yaa? Rasanya nyesek banget, waktu Verity bersusah payah meraih perhatian suaminya. Max malah meminta Verity tidak mengganggu Richard karena rumah itu adalah rumah Max dan Richard. Ighhh....ya ampun, kok kejem bener sih Max. Seolah Verity tidak memiliki tempat di rumah suaminya sendiri. Dan bahkan ketika Richard akhirnya mau membuka hati dan menerima keberadaan Verity, Max masih berkeras memasang tembok pembatas antara dirinya dan Verity.

Max, punya alasan kenapa ia enggan menikah. Awalnya ia adalah anak kedua. Namun ketika kakaknya meninggal, otomatis ia mewarisi gelar yang disandang kakaknya. Sementara ia mempunyai rasa bersalah yang mendalam pada adiknya Richard yang mengalami cacat kaki karenanya. Ia telah berjanji pada ibunya, bahwa Richard akan menjadi ahli warisnya. Karena itulah, Max enggan menikah dan punya anak.

Novel ini menjadi pembuka untuk 2 novel berikutnya:
1. His Lady Mistress
2. A Compromissed Lady











3. Lord Braybrook's Peniless Bride














Untuk 2 seri terakhir, aku suka banget sama gambar cover-nya. So British and classic, kan? Mestinya seperti inilah gambar cover novel hisrom. :)

Novel ini sudah bolak-balik aku baca dan belum bosan juga. Aku kasih skor 4 untuk ketabahannya Verity.

Senin, 30 Maret 2015

A Matter of Temptation by Lorraine Heath

Judul                         : A Matter of Temptation
Penulis                      : Lorraine Heath
Genre                        : Historical Romance
Tipe                           : e-book







Sinopsis:

For years, Robert Hawthorne, the Duke of Killingsworth, was kept a prisoner by his scheming twin brother. A daring escape turns the tables and restores his birthright to him, without anyone the wiser. He can finally enjoy everything that was stolen from him. But on his first day of freedom Robert must take in wedlock a woman he has never met . . . and keep his distance to prevent her from learning the truth of his identity, until he can determine how to prove he is the rightful duke.

Victoria Lambert knows she must marry Robert--after all, as her mother always reminds her, he is the catch of the season and she'll become a duchess! True, she does not love him, but it is her duty to marry well. But a much-altered Robert stands beside her on their wedding day . . . a man somehow more considerate and charming than ever before . . . and so sensuously alluring that Torie is determined to be a temptation her husband can't resist!



Review:

Selama bertahun-tahun, Robert Hawthorne, Duke of the Killingworth yang asli dijebloskan ke dalam penjara oleh adik kembarnya sendiri. John sang kembaran kemudian menyaru menjadi dirinya selama bertahun-tahun itu pula. Hingga kemudian suatu saat dalam kunjungan John ke penjara tempatnya di tahan, Robert berhasil membalikkan keadaan dan dapat kembali ke rumahnya. Tapi alangkah terkejutnya ia, ketika mendapati di hari petama kebebasannya, ia telah dijadwalkan menikah. Ia tidak tahu apakah pernikahan ini didasarkan pada pribadi adiknya atau pada gelar yang disandang olehnya. Robert memutuskan untuk mengikuti permainan. Ia menikahi gadis yang namanya saja baru diketahuinya saat upacara pernikahan. Ya iyalah dia kan nggak bisa tanya sama orang lain "omong-omong pengantinku namanya siapa ya?" bisa-bisa rahasianya terungkap. Benar-benar ironis ya ia harus berpura-pura menjadi dirinya sendiri tapi versi John.

Bisa dibayangkan bagaimana bingungnya perasaan Robert sementara ia harus berpura-pura segala sesuatunya berjalan normal. Ia tidak tahu atau samar-samar mengingat nama pendamping pengantin prianya. Ia bahkan tidak tahu mesti bagaimana ia memanggil nama mempelainya sendiri, apakah Victoria? atau Vic? Ia tidak tahu apakah Victoria mencintai John.

Di sisi lainTorie merasakan ada yang berbeda pada diri calon suaminya, tapi mungkin laki-laki itu hanya merasa gugup pada hari pernikahannya sendiri. Tapi Robert seperti terus menjaga jarak, ia seperti berusaha menjauh dari Torie, walaupun pandangan matanya tidak bisa menyembunyikan gairahnya pada Torie. Robert bergelut dengan pikiran, pertanyaan dan kecemasannya sendiri.

Sepanjang membaca novel ini, LH terus menggambarkan pertarungan batin Robert, bagaimana ia harus bertindak, bagaimana ia harus menghadapi Torie tanpa menimbulkan kecurigaan pada istrinya, menjawab pertanyaan2nya. Lumayan membosankan karena alurnya lambat. Tapi bagaimanapun Robert ini berusaha menjaga jarak ia tidak bisa menghindari "undangan" Torie untuk kissing, dan reaksinya tentu saja seperti harapan kita, para pembaca hehehe.

LH menggambarkan Robert sebagai pria dengan sifat baik yang berlimpah. Ia menahan diri untuk tidak langsung "menerkam" Victoria walaupun ia berhak untuk itu, ya ampun ia bahkan berniat mengembalikan Victoria pada John dalam keadaan utuh jika masalahnya telah diselesaikan. walau menurutku agak aneh bagaimana seorang yang masih perjaka ting ting (have i told you if the hero is still pure just like the heroine? yes he is hehehe) begitu mahir dan disiplin melakukan itu dengan istrinya. Robert juga bersikap baik dan "ngemong" pada Richard anak sahabat. Yeah he is very adorable man. Sebaliknya John, sebagai adik kembar Robert digambarkan menjadi saudara yang jahat karena tega-teganya menjebloskan kakaknya sendiri ke penjara tanpa alasan. Hmmmm benar-benar seperti yin dan yang .

LH sepertinya kurang mengupas masalah kenapa John bisa bersikap seperti itu. Tapi mungkin pendapat kalian berbeda denganku, soalnya takut juga jadi spoiler sih. Gak asyik kan? LH menulis ini juga berdasarkan fakta berdirinya penjara Pentontvile yang dimaksudkan bagi narapidana untuk di buang ke Australia setelah menjalani masa tinggal 18 bulan di penjara. Di penjara ini semua penghuninya setiap keluar dari selnya juga diharuskan mengenakan penutup wajah. Sehingga sesama penghuninya tidak bisa saling berinteraksi. Kebayang kan bagaimana bingungnya Robert ketika ia terbangun setelah perayaan ulang tahunnya ke 18 mendapati dirinya berada di penjara. Ia sempat mengira ada seseorang bermaksud jahat padanya dan John. Tapi seiring bertambahanya waktu ia sadar kalau ia dijebak oleh John.

Kesimpulannya aku suka dengan novel ini karena emang romantis habis, suka banget sama mas Robert-nya. Adegan ehem-ehemnya juga lumayan. Poin untuk novel ini 4 dari 5.


Kamis, 05 Maret 2015

A Duke of Her Own by Lorraine Heath


Judul                      : A Duke of Her Own
Penulis                    : Lorraine Heath
Genre                      : Historical Romance
Seri                         : Rogues and Roses #1
Tipe buku               : e-book

Sinopsis:

Lady Louisa longs to marry for passion and love -- but will she find happiness in the arms of the duke?

Lady Louisa Wentworth knows she will never marry well--her family's impoverished estate has ensured as much. Resigned to spinsterhood, the proud beauty has agreed to chaperone a young American heiress who seeks a titled husband through the turbulent waters of London society.

The dashing Duke of Hawkhurst must marry wealth for the sake of his family. This well-heeled young American, Miss Jenny Rose, would do quite nicely. But the girl's infuriating chaperone seems determined to keep them apart. And worse still, Hawk finds himself far more attracted to the intoxicating Lady Louisa than to her innocent charge!

A romantic subterfuge is called for--as desperate Hawk plots to draw the heiress into a compromising position, making marriage a necessity. But when it's lovely Louisa instead who falls into his sensuous web, this game of hearts takes a passionate and most unexpected turn...

sudah diterbitin sama dastan books

Review:
Entah apa yang ada dipikiran kaum bangsawan Inggris. Mereka jelas mempunyai nenek moyang yang mengagumkan sehingga terdapat gelar Duke, Marquess, Earl, dsb yang diberikan oleh raja/ratu bagi mereka yang punya jasa pada kerajaan. Sayangnya jalan pikiran anak keturunannya jelas tidak sehebat pendahulunya. Mereka membanggakan gelar yang diwarisi mereka, tapi sayang otak mereka tak lebih besar dari otak semut. Bayangkan! dengan kekayaan berlimpah, kesempatan mendapat pendidikan yang lebih baik mereka sia-siakan. Mereka habiskan waktu mereka dengan berjudi, main wanita, dan minum. Tak heran begitu menyadari kekayaan mereka mulai menipis, mereka mulai sibuk mencari wanita dari keluarga kaya dengan mas kawin yang besar untuk mereka jadikan istri.

Louisa, adik dari seorang earl miskin, menyadari kesempatannya mendapatkan suami mulai menjauh. Di usianya yang tidak lagi muda, 27, dan ketiadaan mas kawin, membuat peluangnya makin sempit. Akhirnya daripada berpangku tangan menunggu takdir, Louisa mengirim lamaran kerja sebagai chaperon - pendamping bagi gadis-gadis dari keluarga kaya Amerika. Walaupun sempat ditentang kakaknya, akhirnya kakaknya melihat itu sebagai kesempatan untuk mendapatkan istri dengan mas kawin yang besar. Dua sahabatnya Duke of Hawkhurst dan Marquess Falcoridge juga ikut mengajukan diri pada Louisa. Tentu saja gadis itu menolak, ia beralasan kakak dan dua sahabatnya bukanlah pria yang baik. Ia merasa mempunyai tanggung jawab yang besar dengan siapa gadis-gadis asuhannya kelak akan mendapatkan suami.

Kesempatan mendapatkan gadis Amerika itu lebih besar bagi Duke of Hawkhurst, karena ibu dari gadis Amerika itu mengharapkan anaknya berjodoh dengan Duke. Walau begitu Jenny sang anak gadis pertama belum menginginkan mendapat jodoh pada Season itu. Sehingga terpaksa, Hawk memasang jebakan bagi Jenny, sayangnya targetnya lolos. Justru Louisa-lah yang masuk dalam perangkapnya. Tertangkap basah dalam keadaan yang (sungguh) memalukan, Hawk tidak dapat mengelak dari tanggung jawabnya untuk menikahi Louisa.

Ternyata Hawk punya latar belakang bagi alasannya untuk mendapatkan gadis kaya. Ia mempunyai adik tidak sah yang ingin segera ditampilkannya di Season. Hawk sangat menyayangi adik yang tidak diketahui siapa ayah adiknya sebenarnya. Tapi dengan ketiadaan uang, ia tidak dapat membawa adiknya ke pasar jodoh tanpa mas kawin yang besar.

Aku lihat di sini heroin-nya udah berpikiran maju. Ia tak mau lagi memikirkan gengsi, ia bahkan menikmati kebebasannya setelah menjadi pendamping. Sementara sang hero malah masih berpikiran kaku dan sempit. Ia merasa seorang bergelar duke seperti dirinya sungguh tidak pantas untuk bekerja, mencari nafkah....haduuuh trus ngapain dong??? gemes banget deh. Gak malu apa, makan harta istrinya, bersenang-senang dengan harta istrinya??? Sebenarnya bingung juga dengan Hawk ini ya. Di satu sisi dia itu miskin, hartanya udah mau habis tapi kok ya sempet2nya berjudi, minum2an keras, kan daripada minum kayak gitu an yang jelas mahal mending minum air putih hehehe... Tapi Hawk ini juga sangat sayang sama ibu dan adiknya, ini jelas nambah poin buat dia. Ia juga nggak peduli dengan pakaiannya yang udah old fashioned tapi jelas ia memikirkan untuk terus berusaha membayar balkon di teater tempat ibunya biasa menonton pertunjukkan selama bertahun-tahun. Padahal ibunya sudah sejak lama tidak mau lagi mengunjungi London. Oh ya, pas Hawk membujuk Louisa agar mau menikah dengannya, Hawk sampai berlutut di depan Louisa lho. So sweet.... :)


Oke secara keseluruhan ceritanya cukup menarik. Oh ya jangan tanya seberapa hot adegan di sini ya, soalnya aku lebih suka fokus ke bagian yang manis dan menghangatkan hati. Dan jelas di sini banyak ditemukan hal-hal seperti itu. 3,5 dari 5 bintang untuk kisahnya.

Minggu, 01 Maret 2015

Until You by Judith McNaught

Judul                                 : Until You 
Penulis                              : Judith McNaught
Genre                                : Historical Romance
Seri                                   : Seri Westmoreland ke 3
Tipe buku                         : e-book

Sinopsis:
A sequel to "Whitney, My Love", which won the "Romantic Times" Award for Best New Historical Novel. Sheridan Bromleigh is on her way from America, chaperoning the spoil heiress Charise Lancaster, who is to marry Lord Burleton. But pea-brained Charise elopes with a man she meets on board ship.

Review: 
Stephen Westmoreland tidak sengaja membunuh Lord Burleton dalam sebuah kecelakaan kereta kuda. Dari pelayannya ia tahu, kalau Burleton akan menikah dengan pewaris dari Amerika yang akan segera turun dari kapal. Merasa bertanggung jawab, Stephen berinisiatif menjemput sang calon pengantin Amerika di pelabuhan.

Sheridan Bromleigh, tidak bisa berbuat apa-apa selain turun dari kapal dan menemui sang calon mempelai pria ketika gadis yang didampinginya, Charise Lancaster, malah kabur dan kawin lari dengan laki-laki yang baru dikenalnya di kapal.

Kesalahpahaman terjadi, sayangnya ketika Sheridan bermaksud memberitahu kejadian yang sebenarnya, sesuatu menimpa kepalanya. Ketika sadar ia sudah di bawa kerumah Stephen dan mengalami amnesia. Stephen tak sampai hati meluruskan kesalahpahaman itu. Apalagi ketika ia mendapat kabar bahwa ayah "tunangannya" telah meninggal dunia. Lagipula ia menyukai kebersamaannya dengan gadis itu. Ketika kabar pertunangan mereka dimuat dalam surat kabar, Charise Lancaster yang sebenarnya segera menemui Sheridan. Rupanya kehadiran wajah lama mampu mengetuk ingatannya. Sheridan bimbang, ia takut dituduh telah menipu Stephen dan memilih kabur tepat di hari pernikahan mereka. Stephen yang telah mengetahui kebenarannya tetap berniat menikahi Sheridan. Namun ketika gadis itu tak kunjung kembali ke rumahnya dan malah mendengar kabar kalau Sherri malah lari menemui Nicki DuVille, saingannya,tak ada yang bisa diperbuat Stephen selain berusaha melupakan gadis itu.

Beberapa bagian dari cerita ini mempunyai kemiripan dengan cerita Whitney, My Love. Membuatku nyaris bertanya-tanya kenapa JM begitu tidak kreatif dalam menciptakan adegan ya? Misal ketika Whitney membuat pesta ultah anaknya sebagai tabir dari rencananya mempertemukan kembali Sheridan dan Stephen. Duh, kenapa sih Stephen mesti bawa-bawa 2 perempuan gaje bersamanya ke kediaman Westmoreland. Hampir mirip dengan ketika Whitney berusaha menemui Clayton untuk mendapatkan cintanya kembali dan Clayton malah membawa pulang calon tunangannya. Adalagi pas adegan mandi, sebagaimana Clayton pada Whitney, Stephen juga masuk ke kamar istrinya diam-diam selagi Sheridan sedang mandi.

Waktu aku amati covernya, terus terang aku langsung ilfil. Sosok Sherry yang cantik, polos dan penuh semangat kenapa digambarkan berwajah setengah pria ya? 

Overall, ceritanya tetep oke kok dan aku suka adegan pas Sherri duduk di balkon bersama Stephen. Apa yang dilakukan mereka berdua sebenarnya sederhana tapi bener2 menghangatkan hati. 3,5 dari 5 bintang untuk mereka berdua.

Rabu, 21 Januari 2015

Whitney, My Love

Judul            : Whitney, My Love
Sub judul     : Whitney, Cintaku
Penulis         : Judith McNaught
Penerjemah  : Iingliana
Penyunting   : -
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan         : April, 2011
Halaman       : 792
ISBN             : 978-979-22-6964-2

Status            : Punya
Tipe buku      : Mass Market Paperback





Sinopsis:
Whitney Allison Stone bersedia dikirim ayahnya ke Paris untuk mempelajari tata krama demi menaklukkan hati Paul Sevarin, dan menunjukkan pada masyarakat pedesaan Inggris bahwa dirinya bisa bersikap layaknya wanita terhormat.

Kini Whitney kembali ke Inggris sebagai "kembang kota Paris" dan siap memenangkan hati Paul. Tetapi, alih-alih menikah dengan Paul, Whitney justru mendapati ayahnya yang jatuh miskin  menjualnya pada Clayton Westmoreland, duke of claymore. Padahal Whitney setengah mati membenci gelar duke.
Namun seiring berlalunya waktu, Whitney sadar, hanya Clayton-lah yang menghargai kecerdasan Whitney. Hanya Clayton-lah yang menerima ketidakmampuan Whitney bermain piano, menyulam, dan bernyanyi seperti yang biasa dilakukan para gadis terhormat masa itu. Dan ketika Clayton memutuskan "kontrak" pertunangan dengannya, Whitney sadar hati Clayton-lah yang harus ia menangkan.

Review:
Ini adalah buku Judith kedua yang aku baca, dan kesanku adalah begitu sang hero berhasil mendapatkan wanitanya, ia seperti mudah sekali berprasangka buruk, suka mengambil kesimpulan sendiri tanpa mau meminta penjelasan dahulu padahal ia sudah kenal karakter kekasihnya itu seperti apa. Dan selalu melakukan kesalahan dua kali. Haduuuuh....

Cerita bermula dari Whitney remaja yang tergila-gila pada Paul Sevarin yang usianya sudah menginjak dewasa. Upayanya demi mendaptkan perhatian pria itu membuat pujaan hatinya merasa tidak nyaman. bahkan perilakunya selalu mendatangkan amarah bagi Martin Stone, sang ayah. Hingga kemudian Lady Gilbert, adik ibunya membawanya ke Perancis yang akan mengubahnya untuk berperilaku layaknya seorang lady. Kasih sayang yang diberikan bibi dan pamannya berhasil menjinakkan perilaku liar Whitney. Debut pertama Whitney di Paris berhasil dengan gemilang. Banyak pria kota Paris yang berlomba-lomba mendekatinya. Hingga suatu saat di sebuah pesta topeng, seorang pria bertopeng mengajaknya berdansa.

Tak lama kemudian ayahnya memanggil Whitney pulang yang disambut Whitney dengan senang. Walaupun begitu hatinya merasa cemas jikalau Paul telah menikah. dalam kepulangannya, Lady Gilbert bersedia menemaninya pulang dan mendampinginya sampai Whitney merasa terbiasa kembali di kampung halamannya.

Sekembalinya di Inggris, Whitney mendapati seorang tetangga baru Mr. Clayton Westland yang diluar kemauannya menarik hatinya. Walaupun demikian, Whitney tetap bertekad untuk mendapatkan pinangan dari Paul. Hatinya benar-benar bahagia ketika Paul akhirnya meminangnya secara pribadi. Ketika kabar itu disampaikan pada ayahnya, alangkah terkejutnya ia karena Martin memberitahunya kalau ia sudah ditunangkan dengan Clayton Westmoreland, Duke of Claymore, yang tak lain adalah Mr. Clayton Westland yang menyamar. Martin terlilit utang yang sangat besar dan Clayton memberinya uang dengan syarat meminta Whitney sebagai tunangannya. Hati Whitney terbelah, ia menyukai Clayton dan ia juga tak mau ayahnya menanggung penderitaan jika ia menolak tapi ia juga ingin menikah dengan Paul. Ia merencanakan untuk kawin lari dengan Paul. Sayangnya Paul menolaknya. Ia mengharapkan mahar Whitney yang besar. Patah hatiWhitney segera menyusul Clayton ke London untuk mencegah laki-laki itu mendengar gosip yang sudah beredar di desa.
Sayangnya Clayton justru sedang menyusul ke desa dan mendengar gosip pertunangan Whitney dan Paul dari orang desa. Dengan penuh amarah, Clayton kembali ke London dan lagi-lagi mendengar fitnahan dari musuh semasa kecil Whitney. Ia berniat membawa Whitney untuk kawin lari ke Skotlandia, sebelum itu Clayton membawa Whitney ke rumah pedesaannya. Ia mengira Whitney sungguh wanita murahan dan memperkosa gadis itu. Penyesalan selalu datang terlambat, ia baru menyadari kalau kekasihnya masih sesuci bayi. Clayton merasa bersalah dan memutuskan untuk melepaskan Whitney dari "kontrak" pertunangannya sekaligus membebaskan Martin dari kewajiban membayar kembali hutangnya.
Keputusan ada di tangan Whitney, apakah ia mau menerima begitu saja pemutusan itu atau berjuang untuk mendapatkan cinta Clayton kembali.

Fiuhhhh, tebel banget bukunya, hampir 800 halaman. Alurnya mengalir lancar dan seperti biasa, Judith bolak balik menaik-turunkan emosi pembacanya. Dilihat dari sisi jeleknya aku tidak bisa menyelesaikan novel ini meski dikebut samapai pagi!!! Pokoknya dibikin terus menerus penasaran. Selalu saja "What next?" Acungin jempol 4 dah buat Judith yang sudah memaksa pembacanya untuk terus menerus merasa penasaran hehehe. Rupanya novel ini mendapat tambahan dan pembaharuan, karena di bagian akhir diceritakan sedikit kisah Stephen, adik Clayton. Si Stephen ini punya andil besar dalam menyatukan kembali Whitney dan Clayton. Kalo menurut aku sih karena dibaurkan seperti itu malah bagian akhir kisah Whitney-Clayton jadi enggak asyik. Karena seolah tokoh utamanya jadi berpindah ke Stephen. Tapi mungkin juga karena Stephen akan dibuatkan ceritanya sendiri, hmmm jadi penasaran

Karakter Whitney disini menyenangkan, cerdas, berani, dan sempat sedikit plin plan. Ngakunya cinta sama Paul tapi malah bolak-balik ciuman sama Clayton. ya sudahlah, lha wong hero-nya itu emang Clayton kok, hehehe.

Sementara Clayton sendiri, yang menurutku sangat luar biasa usahanya untuk mendapatkan Whitney, sampai dibela-belain mengeluarkan uang yang sangat banyak demi memastikan Whitney menjadi tunangannya, bahkan rela memendam amarahnya melihat Whitney bermesra-mesraan dengan Paul. Tapi yang nyebelinnya setelah mendapatkan Whitney, dia mau aja terhasut omongannya musuhnya Whitney hingga tega menculik dan memperkosa kekasihnya itu. Pendeknya pas lagi baik, sayangnya luar biasa, pas lagi murka, kejemnya nggak ketulungan. Tambahan lagi, Clayton ini kayak yang pasang standar ganda yah? Sementara ia menginginkan Whitney setia dan suci seratus persen ia sendiri malah sibuk berganti-ganti wanita pas hubungannya dengan Whitney sedang renggang. Ih jijay banget sih!

Jadi meskipun banyak adegan yang bagus-bagus, kadang juga memancing tawa, dengan terpaksa aku kasih 3 dari 5 bintang aja. Sory ya Clayton, habis kamu ngeselin banget sih!

Jumat, 09 Januari 2015

Just Wicked Enough By Lorraine Heath

Judul                 : Just Wicked Enough
Penulis              : Lorraine Heath
Penerbit             :HarperCollins Publisher
Tanggal terbit    :
Halaman            : 344
Genre                 : Histroical Romance
Tipe buku          : E-book
Series                 : Rogues and roses #2











Sinopsis:

What will she bid?
Desperates for riches, penniless Michael Tremayne, Marquess of Falconridge, is willing to auction away his only possession value - his title - to the highest bidding American father. But Kate Rose was the last woman he had in mind to marry. The willful and headstrong Kate reques from marriage the one thing Michael is unable to give - powerful and unending love.

Kate refuses to give into her husband's sensual demands until he has earned her love. Michael is not one to back down from a challenge, but neither does he believe in playing in the rules. While he is unfamiliar with love, he is extremely intimate with passion. He is determined to convince Kate that one can substitute for the other. And what better way to convince her than patiently and skillfully seducing her? Kate never thought marriage would be so mischievous...or that her husband would be persuade her to be so sinful.

Review :

Tak dapat dibayangkan, ketika seorang dengan gelar kebangsawanan harus melelang dirinya sendiri, agar bisa memecahkan masalah keuangannya. Tapi itulah yang dilakukan oleh Michael Tremayne, Marquess of Falconridge. Ia mesti mengesampingkan harga dirinya jauh-jauh demi sesuatu yang sangat menyentuh.
Kate Rose, putri dari pemenang lelang, masih mencintai mantan suaminya yang tidak direstui oleh kedua orang tuanya karena tidak mempunyai gelar kebangsawanan yang dianggap memadai. Ia tidak bisa menolak ketika ayahnya memberitahunya bahwa seorang marquess meminangnya.Terlebih lagi mantan suaminya telah menikah lagi dengan orang lain.

Berdasarkan perjanjian lelang, Michael dapat membelanjakan uang yang diperolehnya setelah mendapat persetujuan dari Kate Rose, istrinya. Bisa dibayangkan ketika seorang kreditor menagih hutangnya, ia mesti meminta persetujuan dari istrinya. Harga diri Michael semakin tercabik, ketika ia mesti meminta uang untuk segala keperluannya yang bahkan tidak bisa ia sampaikan pada Kate. Dan Kate pun awal-awal memperlakukan Michael hampir seperti pengemis. Poor man!

Bukan itu saja, Kate bahkan menolak melayani kebutuhan biologis Michael. Ia memberi syarat agar Michael bisa membuatnya mencintai Michael. Selain itu ia juga menanyakan warna favoritnya pada Michael. Sebuah pertanyaan yang membuat Michael lintang pukang mencari jawabannya.

Kesanku tentang Michael...He is a dream man, dadaku membuncah untuk menggambarkan betapa luar biasanya dia. Walau masa kecilnya begitu menyedihkan, dia enggak pernah dendam pada ibunya, bahkan dia rela melelang dirinya agar memperoleh uang yang bisa digunakannya untuk biaya pengobatan ibunya. Terus dia berusaha banget untuk membahagiakan Kate, meski harus menjual cincin keluarganya agar bisa memberi hadiah pada Kate. Selain itu ia juga tak kenal lelah mencoba menebak warna favorit Kate, dengan menanyai, mantan pendamping Kate, bertanya ke penjahit pakaian wanita. Ia bahkan mengesampingkan claustraphobianya dengan ikut duduk dalam kereta kuda saat pergi ke estat-nya bersama Kate. Tapi sayang, ia hanya mampu bertahan duduk dalam kereta itu dalam waktu yang sangat singkat, hehehe. Ia ingin agar Kate bisa memandangnya seperti istri sahabatnya memandang suaminya, pandangan penuh cinta.

Ketika akhirnya, Michael mengetahui kalau istrinya pernah menikah sebelum dengannya, dan masih menyimpan rasa cintanya pada mantan suaminya, Michael tak lagi peduli. Ia merasa tidak ada harapan untuk memenangkan hati Kate, dan meminta Kate agar berpura-pura sedang bercinta dengan mantan suaminya selagi ia menggauli Kate. Duuh pedih banget bacanya :'(

Yang nambah bikin nyesek waktu Michael memergoki Kate sedang berciuman dengan Wesley sang mantan, duh tega banget sih Kate. Apalagi ketika Wesley dengan lantang memberitahu Kate tentang lelang yang dilakukan Michael. Kate marah karena merasa dibohongi oleh Michael dan ayahnya sendiri. Kate lalu menuntut penjelasan pada ayahnya, dan alasannya sungguh membuat Kate terpukul. dan ketika Michael juga memberitahukan alasan kenapa dia sampai mau melakukan lelang, maka tahulah Kate kepada siapa cintanya mesti dilabuhkan.

Baca novel ini sungguh aku menaruh simpati sedalam-dalamnya pada Michael. Ia menyimpan duka yang dalam dari masa lalunya. Tapi lukanya itu tidak membuatnya dendam, ia malah berusaha bagaimana untuk menunjukkan cintanya pada orang-orang disekelilingnya. How fool Kate, dia tidak dengan segera melihat bahwa suaminya itu bak mutiara. Dia mengharapkan cinta sedang dia sendiri tidak berusaha memberikan cinta pada suaminya. Padahal bukti-bukti dari upaya Michael untuk mendapatkan cintanya terbentang di depan hidungnya. Dia malah mau-maunya berciuman dengan mantan suaminya, sedang Michael ada di sekitarnya.

Novel ini masuk dalam rangkaian Rogues and roses series. Seri pertamanya A Duke of Her Own.

4 bintang untuk kisah yang ini.