Selasa, 23 Desember 2014

Kissed By Shadow by Jane Feather

Judul            : Kissed by Shadow
Sub Judul     : Bayang-Bayang Pengkhianatan
Penulis         : Jane Feather
Penerjemah  : Kartika Sofyan
Penyunting   : Jantje
Penerbit        : Dastanbooks
Cetakan         : 1, Maret 2012
ISBN             : 978-602-9267-56-3

Tipe buku      : Mass Market Paperback
Status             : Punya






Sinopsis: 
Lady Philippa Nielson alias Pippa tidak menduga kalau kepulangannya ke istana akan menimbulkan penderitaan yang tak berkesudahan pada dirinya, mulai dari perlakuan sang ratu yang tidak menyukainya secara terang-terangan, sampai perilaku suaminya yang begitu tunduk pada Philip of Spain, yang baru saja menikah dengan sang ratu. Selain itu, sikap menjauh suaminya menambah kegelisahannya.

Di tengah segala kekacauan dalam hidupnya, sosok Lionel Ashton mencuri perhatiannya. Pippa begitu yakin dirinya mengenal Lionel, atau setidaknya pernah bertemu dengan pria itu. Keingintahuan yang terkesan remeh ini begitu mengusik sehingga  Pippa bertanya langsung pada pria berkebangsaan Inggris namun pendukung Spanyol itu, yang kemudian menyangkalnya. Pippa membenci bangsa Spanyol yang datang ke negaranya untuk menguasai Inggris, juga membenci para pendukung mereka. Akan tetapi, pesona Lionel tiap hari semakin menarik Pippa. Sementara itu, Lionel tidak menduga kalau ia semakin tertarik dan merasa sangat ingin melindungi Pippa yang diam-diam ia libatkan dalam persengkokolannya. Setelah semuanya terungkap. Lionel berusaha meyakinkan Pippa bahwa hanya dirinya yang bisa menyelamatkan wanita itu.

Mampukah Lionel menyembuhkan luka hati Pippa akibat pengkhianatan bertubi-tubi? Dan apakah Pippa masih sanggup membuka hatinya setelah mengetahui bahwa orang-orang terdekatnya mengkhianatinya?

Review:

Cerita ini bersetting masa Queen Mary, ratu yang lebih dikenal dengan sebutan the Bloody Mary. Ia sempat menikah dengan Raja Spanyol yaitu Philip of Spain. Jadi bisa dikatakan cerita ini mengandung sedikit sejarah sekitar tahun 1555. Diawal-awal baca sempat ilfil juga sih begitu tahu kalau para pria di zaman itu pake celana stoking kemana-mana, hehehe.

gambar diambil dari wikipedia.org



Cerita dibuka dengan adegan seorang pria yang ternyata Raja Philip yang dikelilingi oleh para pembantunya untuk menanamkan benihnya ke rahim seorang wanita, yaitu Pippa, yang sengaja dibuat tidak sadarkan diri sebelumnya. Yeukkkk!!! Motifnya agar kelak, Inggris mempunyai raja berdarah Spanyol yang tentu saja akan memudahkan Spanyol untuk menguasai Inggris.

Pippa sama sekali tidak tahu apa yang terjadi atas dirinya. Ia hanya tahu, suaminya Stuart menggunakan dirinya disaat ia sedang tertidur. dan perilaku suaminya makin aneh saja tiap harinya. Hingga Pippa mendapati suaminya sedang menjalin hubungan tak wajar dengan seorang pria!!! Hati Pippa hancur mendapati pengkhianatan ini, hingga ia bertemu dengan Lionel. Ada sesuatu yang tidak asing pada diri pria itu. Walau membenci kedekatan pria itu dengan Raja Philip dan orang Spanyol, Pippa tidak bisa menjauh dari pesonanya. Hubungan Pippa dan Lionel makin dalam. Pippa beranggapan jika Stuart saja bisa bersikap seperti itu maka aku pun bisa. Lionel awalnya merasa kasihan dan merasa bersalah pada Pippa. Ia mengetahui rahasia yang tidak diketahui Pippa. Hingga kemudian ia terpaksa mengungkap kebenarannya.

Sekali lagi hati Pippa hancur, ia merasa kotor. Ia tidak sudi lagi tinggal di istana bersama suaminya. Walaupun mengetahui bayi siapa yang dikandungnya ia tidak berpikiran untuk menggugurkannya. Dengan dibantu kakak tirinya, ia memutuskan untuk pergi dari istana secara diam-diam. Di tengah perjalanan, seorang gadis Spanyol, anak asuhan Lionel, dan tengah menjalin ketertarikan dengan Robin, kakaknya, memutuskan ikut serta dalam pelarian itu. Lionel yang menyadari hilangnya Pippa bersamaan dengan hilangnya anak asuhnya, bergegas menyusul mereka. Ia tidak lagi peduli jika usaha balas dendamnya gagal, ia tidak peduli lagi jika identitas dirinya yang sebenarnya terkuak. Ia hanya memedulikan keselamatan Pippa. Ia tidak mau kehilangan orang yang dicintainya sekali lagi.

Well, setelah sempat ber-eneg-eneg di awal cerita, aku mendapati ternyata novel ini sangat menarik. Apalagi dengan sedikit balutan sejarah, membuatku tahu bagaimana situasi dan kondisi zaman dulu. Siapa yang pernah membayangkan orang dihukum mati dengan cara dibakar dengan kayu bakar yang basah coba?!!! Sadis. Setelah menyempatkan browsing, ternyata hukuman pada zaman dulu emang tergolong sangat sadis.

Alur cerita yang berliku, naik turun, dan kadang dibumbui dengan humor ringan membuatku tak bosan mengulang-ulangnya. Kronologis ceritanya begitu runut, salut deh untuk Jane Feather. Kalo kamu nyari adegan uhuk-uhuknya di novel ini, mungkin kamu bakal gigit jari, karena  adegannya meski ada beberapa kali tapi sangat minim. Tapi jangan khawatir, ceritanya benar-benar menarik untuk diikuti. Jujur ini novel pertamaku karangan dia. Oya disini juga diceritakan kisah asmara kakak Pippa yaitu Robin dengan anak asuh Lionel, Luisa. Menurutku keromatisan kedua pasangan ini ditampilkan secara berbeda. Robin-Luisa mempunyai kisah romantis yang manis seperti pada umumnya, berbunga-bunga dan indah. Sedang Lionel-Pippa romantis dalam kepahitan.

Oke sekarang bahas cover-nya. Aku suka gambarnya yang menunjukkan seorang gadis sedang bersandar di pagar berlatarbelakangkan danau dan bangunan rumah dan benteng. Untunglah tidak sekalian ditampilkan gambar prianya, soalnya aku takut kalo sang prianya nanti digambarkan mengenakan doublet dan di lehernya dipasangi renda2 yang ditumpuk tinggi dan mengenakan celana stoking. Hadeeewwh enggak banget kali yak? hehehe

Secara keseluruhan empat bintang untuk novel ini.


Summer Breeze by Catherine Anderson

Judul                        : Summer Breeze
Sub Judul                 : Pesona Sang Koboi
Penulis                     : Catherine Anderson
Penerjemah              : Yolanda Oktavia
Penyunting               : Yohanes Widjaja
Penerbit                   : Dastan Books
Bulan terbit               : Juni 2013
ISBN                       : 978-602-247-105-4

Status                       : Punya
Tipe buku                 : Mass Market Paperback






Sinopsis:
Sejak pembantaian brutal yang menewaskan seluruh keluarganya, Rachel tidak pernah keluar rumah dan mengasingkan diri dari dunia luar selama lima tahun. Ia tidak pernah mengundang siapa pun ke dalam rumahnya - apalagi ke dalam hatinya. Namun tiba-tiba ada seorang koboi tampan yang mengusik perlindungan dan ketenangannya.

Joseph Paxton terpaksa menerima tugas untuk tinggal di peternakan Hollister demi melindungi Rachel, meskipun jelas-jelas wanita itu tidak menginginkannya. Namun, begitu melihat Rachel untuk pertama kalinya, Joseph langsung terpikat dengan kecantikan, kecerdasan, dan semangat gadis itu yang membara. Joseph pun bertekad untuk melakukan apa saja guna melindungi sekaligus meruntuhkan dinding kokoh yang dibangun Rachel. Sementara itu, meskipun pada awalnyagelisah dan ketakutan dengan kehadiran Joseph, namun Rachel tidak bisa memungkiri kalau ia pun mulai merasa senang dengan keberadaan pria itu.

Akan tetapi, sanggupkah Joseph menembus dinding pertahanan Rachel dan memenangi hati gadis itu? Bisakah Joseph menyembuhkan trauma yang dialami Rachel? Dan apakah Rachel bersedia mempertaruhkan keselamatannya demi bersama dengan Joseph?

Review:
Pada usia 17 tahun, Rachel Hollister mengalami peristiwa tragis, kedua orang tuanya, adik-adiknya dan anjingnya ditembak secara brutal oleh orang tak dikenal saat sedang berpiknik di alam terbuka. Sejak saat itu, Rachel mengalami trauma bila berada di ruang terbuka. Ia mengurung diri di dapur rumahnya. Seluruh kebutuhannya di penuhi oleh satu-satunya pekerja ayahnya, yang tersisa, Darby. Selama lima tahun misteri pembunuhan itu tak terkuak hingga, suatu hari Joseph Paxton mendapati Darby mendatanginya dalam keadaan tertembak. Darby meminta Joseph agar menjaga Rachel. Ia curiga penembakan atas dirinya ada hubungannya dengan peristiwa lima tahun yang lalu.

Bukan hal yang mudah bagi Joseph untuk menemui Rachel, apalagi mendapatkan kepercayaannya. Pertama-tama, Rachel benar-benar mengurung dirinya di dapurnya. Tak ada jalan masuk. Semua jendela dan pintu ditutup rapat dari luar dan dalam. Kedua ketika Joseph berhasil masuk, ia mesti menghadapi serbuan peluru dari senapan Rachel. Akibatnya sebuah lubang menganga tercipta di pintu dalam menuju ke dapur. Joseph tak menyangka, Rachel yang dikiranya seperti orang gila, malah terlihat seperti bidadari yang ketakutan.

Di sisi lain, Rachel benar-benar kalut ketika dua orang pria mendatangi rumahnya, mengabarkan kalau Darby-nya ditembak orang. Lalu pria itu memberitahunya kalau Darby mengirimnya ke rumahnya untuk menjaganya sampai laki-laki tua itu pulih. Ia tidak mau percaya, tapi ia tak berdaya menghadapi situasinya sekarang. Perlahan-lahan ia mulai belajar untuk mempercayai Joseph. Dan ketika Joseph "mengirimi"nya seorang teman lama, dan "belajar" mengundang seorang tamu, meski itu hanyalah adik Joseph, ia mulai makin percaya bahwa ia bisa menerima orang lain dalam bentengnya.

Aku tidak tahu bagaimana membahas unsur cerita dalam novel ini. Ini adalah novel karya CA yang pertama kali kubaca. CA dikenal sebagai penulis yang menampilkan tokoh heroine yang memiliki latar belakang yang menderita, sementara tokoh hero-nya merupakan a dream man. Joseph sangat lembut dan penyabar, serta berusaha menciptakan kenyamanan-kenyamanan pada Rachel. Ia ciptakan surga di balik dinding perlindungan Rachel. Joseph dibantu para tetangga membangunkan benteng yang kokoh untuk wanita itu. Bahkan Joseph yang prihatin dengan tidak adanya sinar matahari dalam kehidupan Rachel, berhasil menciptakan taman di balik tembok bagi wanita itu. What a dream!!

Yaah.... setelah hidup lima tahun dalam kesepian, percaya bahwa tidak ada yang memedulikannya lagi selain Darby, tiba-tiba saja para tetangga Rachel berbondong-bondong memberikan perhatian. Helloooo lima tahun kemarin kemana aja yaaaa?

Menurutku prinsip Joseph itu aneh, dia enggan menikah karena tidak mau terikat. Dalam pandangannya menikah berarti kerepotan. Tidakkah dia melihat contoh pria bahagia karena menikah dalam diri kakaknya? Kenapa dia menghinakan dirinya dengan bersenang-senang dengan pelacur. Menikmati sesuatu bekas "pakai" orang  lain? Yaaah memang begitulah resiko kalo membaca novel romance luar, selalu ada bagian para pria yang sudah "melanglang" kemana-mana, sementara para wanitanya sesuci bayi, heheheh.

Konflik-konflik dalam cerita relatif datar. Tapi teka-teki siapa penembak misterius itu lumayan tak bisa ditebak walaupun masuk akal setelah dijelaskan oleh penulisnya. Well, untuk yang menyukai cerita yang lembut dan santai, novel ini bisa jadi pilihan. Tiga bintang untuk Rachel dan Joseph.



Minggu, 07 Desember 2014

Tempt Me At Twilight by Lisa Kleypas



Judul                  : Tempt Me at Twilight
Sub Judul           : Godaan di Senja Hari
Penulis               : Lisa Kleypas
Penerjemah        : Anggraini Novitasari
Desain sampul    : Marcel A. W
Genre                : Historical Romance
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
Bulan terbit        : Agustus, 2010
ISBN                : 978-979-22-6040-3
Halaman             : 424

Tipe buku          : Mass Market Paperback
Status               : punya


Sinopsis :
Poppy Hathaway menyayangi keluarganya yang unik, meskipun ia merindukan kehidupan normal.Kemudian nasib menggiringnya bertemu dengan Harry Rutledge, pemilik dan pendiri hotel yang misterius, kaya berkuasa, serta memiliki kehidupan rahasia dan penuh bahaya. Karena mereka tepergok sedang bermesraan, reputasi Poppy terancam. Ia mengejutkan semua orang dengan menerima lamaran Harry - tetapi ternyata gairah yang diberikan oleh lelaki itu, bukan rasa percayanya.

Harry bersedia melakukan apa pun demi Poppy - kecuali membuka hatinya. Selama hidupnya, pria itu tidak pernah mau dekat dengan siapa pun...namun Poppy bertekad menjadi istrinya dalam segala hal. Ketika cinta tumbuh menguat di antara mereka, musuh mengintai dari kegelapan. Jika Harry ingin Poppy teap di sampingnya, ia harus memperjuangkan persatuan sejati dari tubuh dan jiwa, sekali dan untuk segalanya...

Review:
Semenjak bertemu Poppy di lorong rahasia hotelnya, Harry memutuskan untuk memiliki Poppy. Di sisi lain Poppy yang tengah menjalin hubungan dengan seorang pemuda bangsawan diminta untuk menunggu oleh kekasihnya itu. Penantian yang sia-sia, karena tak lama kemudian kekasihnya memutuskannya karena ia diancam ayahnya akan kehilangan hak warisnya jika tetap memilih Poppy.

Disaat hatinya hancur, Harry datang menyelamatkannya dari rasa malu akibat dicampakkan dengan mengajaknya berdansa. Dari berdansa berlanjut memisahkan diri di balkon dan bisa ditebak apa yang dilakukan Harry untuk dapat memiliki Poppy yang masih sangat patah hati? Mencumbunya tepat ketika beberapa orang keluar dari dalam ruang pesta. Bahkan salah satunya adalah  mantan kekasih Poppy.

Dalam masyarakat Inggris jaman dulu, seorang gadis baik-baik tertangkap basah sedang berduaan saja tanpa pendamping aja udah merupakan skandal, lha ini malah....

Yaaah sebenarnya ini memang upaya Harry untuk mendapatkan Poppy, ia sempat bilang sebelumnya untuk meminta izin melakukan pendekatan dengan gadis itu, tapi Poppy menolak. Setelah melakukan beberapa perundingan dengan keluarga Poppy, dan Harry juga mencoba membuka pikiran Poppy betapa prospek menjadi gadis yang pernah tercemar adalah sangat suram. Akhirnya Poppy bersedia menikah dengan Harry.


Di hari pernikahannya tepat sebelum upacara pernikahan dimulai, mantan kekasih Poppy datang dan membuka kebenarannya. Poppy marah pada Harry tapi tak berdaya untuk membatalkan pernikahannya sendiri. Ia memberitahu Harry kalau ia tidak akan pernah memaafkan perbuatan Harry dan tidak akan pernah mencintai laki-laki itu. Jawaban Harry sungguh simpel tapi bikin aku yang baca jadi terenyuh.

"Ya," jawab Harry tanpa ragu. "Aku tidak pernah ingin dicintai. Tuhan pun tahu aku tidak pernah dicintai."

Ya ampuuun, kasian banget ya Harry. Kok bisa segitunya sampai gak ada yang pernah mencintainya.

Walaupun marah pada Harry, Poppy tetap berusaha memahami suaminya. Harry yang masih menginginkan Poppy mesti bersabar menunggu untuk bisa membuka hati Poppy. Diam-diam Poppy pun mulai mengorek keterangan dari orang-orang disekeliling Harry, bahkan dari orang yang tidak pernah diduganya mempunyai hubungan dengan Harry. Bagaimanapun ia pernah memiliki perasaan suka pada suaminya saat mereka belum menikah. Dan setelah menjalani pernikahan, Poppy bisa melihat betapa sedikitnya Harry meluangkan waktu bagi dirinya sendiri. Poppy bertekad untuk menjauhkan Harry barang sejenak dari kesibukan mengurus hotelnya.

Ini adalah seri ketiga dari Hathaway series. Seri yang pertama tentang Amelia dan Cam Rohan, aku bacanya entah tahun berapa, novel pinjem di rental, jadi udah lupa juga ceritanya gimana. Membaca novel ini, pembaca (maksudnya aku) dibuat berkali-kali menahan nafas, seperti ketika Harry yang tiba-tiba tanpa permisi mencium bibir Poppy pada kesempatan pertama mereka bertemu. Benar-benar lancang! Kalo aku yang digituin mungkin udah tak gampar tuh Harry. Tapi terus terang aku terpesona dengan cara Harry untuk mendapatkan Poppy. Biarpun menggunakan cara yang lumayan curang tapi itu menunjukkan seberapa besar minat Harry pada Poppy. Menurutku itu romantis hhhhhh. Selain itu meski Poppy bersikap seolah menghukum Harry, tapi laki-laki itu tetap sangat perhatian, seperti ketika Poppy terpeleset di kamar mandi. Harry bertingkah seperti induk ayam kehilangan anaknya. Atau ketika akhirnya Poppy mendapatkan saat pertamanya ehemm... Harry menyadari kalau Poppy itu kesakitan banget sehingga Harry terpaksa tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya.

Secara keseluruhan ceritanya bagus. Plot novel ini juga mengalir lancar dan cepat sehingga pembaca gak bosan saat membacanya. Aku juga beberapa kali dibikin tersenyum dengan beberapa bagian dari cerita ini. Seperti ketika para staff hotel yang menggunjingkan majikannya sembari menggunakan majas-majas metafora yang membuat Jake, asisten Harry yang loyal sempat kesal. Oya, siapkan kipas yang besar karena adegan disini lumayan banyak dan bikin keringetan.

Typo
Masih ada beberapa typo disana sini seperti merka yang mestinya ditulis mereka. Kekurangan satu huruf aja, juga bisa bikin pembaca jadi ilfil. Harusnya tertulis Mrs. Rutledge tapi yang tertulis Mr. Rutledge. Kan enggak enak banget waktu membaca tulisan Mr. Rutledge menjerit, hadeeeew enggak macho banget kan?!

Cover
Aku suka gambar rumah bergaya pedesaan di Inggris ini, dengan latar langit senja pas banget dengan judulnya. Rumah itu sendiri terkesan hangat sehangat cinta keluarga Hathaway.

Buat penggemar LK yang belum pernah baca novel ini, aku jamin bakal puas dengan ceritanya.

Selasa, 02 Desember 2014

Educating Caroline by Patricia Cabot

Judul                  : Educating Caroline
Sub judul            : Pelajaran Cinta untuk Caroline
Penulis                : Patricia Cabot
Penerjemah         : Martha Widjaja
Sampul               : Marcel A.W.
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit         : Oktober 2013
Halaman             : 608
ISBN                  : 978-979-22-9997-7

Genre                  : Historical Romance
Status                  : Punya
Tipe buku             : mass market paperbook




Sinopsis:

Ketika Lady Caroline mendapati tunangannya berselingkuh, ia melakukan apa yang dilakukan semua wanita berakal sehat di zamannya - berpura-pura tidak tahu. Namun harga diri menuntut Caroline untuk membuat tunangannya mencintainya. Maka ia pun meminta bantuan dari guru terbaik: Braden Granville, Perayu Paling Ulung di Seantero London.

Braden Granville mungkin sangat terkenal sebagai pria perayu.....tapi ia tak punya niat ikut ambil bagian dalam rencana Caroline - sampai ia tahu bahwa wanita itu memiliki informasi yang diinginkannya. Seiring meningkatnya intensitas pertemuan, ketertarikan di antara mereka menjadi tak terelakkan. Garis batas antara guru dan murid pun menjadi kabur. Bersama-sama mereka mempelajari bahwa dalam cinta, hati selalu memilih yang tak terduga.

Review:

Memergoki tunangan lagi kayak gituan sama seseorang yang punya body yang lebih dari kita itu rasanya entah kayak gimana. Tapi itulah yang dirasakan oleh Caroline. Ia tidak bisa berontak karena pada masa itu kaum gadis-lah yang akan dirugikan jika sampai masyarakat tahu. Caroline mencintai Hurst Slater, Marquis of Winchilsea, sang tunangan. Caroline juga merasa berhutang budi pada laki-laki itu karena telah menyelamatkan nyawa adiknya ketika dirampok oleh seseorang. Maka Caroline bertekad agar tunangannya mau memandangnya sebagai wanita yang menggairahkan. Caroline memilih Braden Granville yang sering dibicarakan oleh adiknya, untuk mengajarinya seni bercinta. Ia menawarkan kerjasama dengan Braden yang ingin membatalkan pertunangannya dengan Lady Jacquelyn. Pada masa itu bila seseorang hendak membatalkan pertunangannya bisa diajukan ke pengadilan dan dikenakan denda yang besar. Nah Braden nggak sudi jika harus membayar denda pada calon mantan tunangannya yang dicurigainya telah berselingkuh. Caroline kebetulan mengetahui dengan siapa Jacquelyn berselingkuh. Hanya saja ia menolak menyebutkan nama, karena ia khawatir Braden akan menembak laki-laki itu yang ternyata tunangannya. Tawaran kerjasama Carroline langsung ditolak oleh laki-laki itu. Braden tidak mau melibatkan Caroline yang reputasinya bersih ke dalam masalahnya yang tergolong beresiko. Tapi bayangan Jacquelyn bakal menikmati kekayaannya yang diraihnya dengan susah payah membuat ia terpaksa berpikir ulang.

Waktu pertama kali baca sinopsisnya di situ tertera "Perayu Paling Ulung di Seantero London" bayanganku tentang Braden Granville itu udah kayak Sebastian St. Vincent-nya Lisa Kleypas. Tapi begitu baca isinya, semua bayanganku buyar. Braden disini malah terkesan kalem, nggak suka iseng. Alih-alih menemukan sosok playboy kelas kakap aku malah nemuin sosok Braden yang lembut, perhatian dan tanpa malu-malu memperkenalkan sosok ayahnya yang eksentrik pada Caroline.Udah gitu aku nggak nemuin senyuman maut atau rayuan-rayuan, kata-kata nakal yang bisa bikin hati para wanita klepek-klepek. Jadi standar bangetlah. Meski begitu aku lumayan dapat gambaran fisiknya Braden seperti modelnya Celine Dion di video clip yang judulnya Immortality, hahaha siapa tuh namanya? Ada lagi ketidakcocokan antara deskripsi karakter Braden dengan jalannya cerita. Braden ini sebenarnya pinter nggak sih? Kok cuma ingin menangkap basah sang tunangan yang suka selingkuh aja nggak bisa. Aneh kan? Tapi giliran disuruh ngejar-ngejar Caroline kok cepet?

Terus karakter Hurst Slater yang digambarkan sebagai Marquiss yang cuma modal tampan doang dan nggak pinter, entah kenapa kok pinter banget nyelinap-nyelinap tanpa bisa ketauan dan terkejar sama anak buahnya Bredan yang katanya orang-orang jalanan pilihan terbaik yak?

Meski begitu, ada beberapa adegan yang aku suka banget yaitu pas Braden ngliatin Caroline terus di gedung teater. Braden duduk di bawah sementara Caroline duduk di balkon. Setiap Caroline melirik ke arah Braden, tuh cowok masih ngliatin dia terus. Yaahh aku emang suka adegan pandang-pandangan gitu, bikin geregetan dan menghangatkan hati, hahaha. Patricia Cabot yang dikenal juga dengan nama pena Meg Cabot memasukkan unsur humor yang lembut sehingga sepanjang baca novel ini aku senyum-senyum terus.

Ada satu lagi adegan yang aku suka dimana, saat Braden memberi perkuliahan tentang menciptakan suasana romantis, Braden yang dengan susah payah menjaga kondisinya agar tetap netral benar-benar kewalahan menghadapi kengototan Caroline yang meminta dijelaskan tentang bagaimana cara berciuman dan menolak sama sekali untuk dialihkan ke tema yang lain. Keluguan Caroline sekaligus sifat ingin tahunya benar-benar membuat Bredan sulit berpikir jernih.

Sekarang bahas covernya. Kenapa ya posenya tuh cewek kok kayak yang lagi kejang-kejang gitu? Tapi setelah baca ceritanya lumayan masuk akal juga sih. Gambar cover menunjukkan gadis yang memakai baju pengantin, tapi karena dia tidak lagi sesuci yang semestinya jadi posenya kayak gitu deh, begitulah penafsiranku. By the way aku lebih suka gambar cover yang terlihat klasik untuk novel bergenre hisrom. Yang menunjukkan kalau cerita dalam novel itu bersetting jaman dulu, jaman dimana para wanitanya pake gaun dengan rok kurungan ayamnya, trus orang masih mengenakan kereta kuda untuk bepergian. Aku paling suka cover gambar cewek yang ada di novelnya Julia Quinn yang judulnya Romancing Mr. Bridgertons yang diterbitin Gramedia juga, look classic man!

Ada beberapa typo disana sini, seperti "Tapi musik tidak bisa percakapan pikiran Caroline..." sangat mengganggu karena aku nggak paham maksudnya apa. Terus ada lagi "menadap" yang mestinya "menatap".

Setelah baca novel ini aku lumayan puas, walaupun setelah meletakkan buku, enggak meninggalkan kesan apa-apa yang kuharapkan ada. Beberapa adegan serasa deket kompor juga lumayan banyak tapi nggak sampe bikin yang baca kegerahan sih, cukup membuat aliran darah mengalir lebih cepat daripada saat normal, membangkitkan sel-sel syaraf yang lagi anteng, hehehe. Oke untuk karya Patricia Cabot yang satu ini kuberi 3 bintang.